Judul Thailand : รุ่นน้อง (Runnong, lawan kata dari Runpee)
Penulis : Wisit Sasanatieng
Tanggal Terbit : 10 Okober 2016
ISBN : 9786160027309
Genre : Horror,
Thriller, Investigasi
Tebal Halaman : 340 Halaman
Harga : 240 Baht
Keterangan : Sequel dari film Senior, namun dalam bentuk Noel
Part 1 :
Namaku Adithi, tapi orang-orang memanggilku Mon. Tahun
ini, usiaku sudah 18 tahun dan baru saja menyelesaikan M.6 (Mattayom 6 atau
kelas 3 SMA). Aku kemudian mendaftar kuliah di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit
Siriraj di Mahidol University. Saat orang-orang tidak saling bertemu karena
libur panjang, mereka biasanya akan menanyakan bagaimana keadaan orang itu.
“Bagaiman keadaanmu?”
Kemudian orang-orang biasanya menjawab “Baik-baik
saja”
Tapi, jika seseorang menanyakan hal seperti itu
padaku, aku akan cepat-cepat menjawab..
“Kabarku tidak baik! Hidupku sangat sibuk, jadi
jangan ganggu”
Kenapa? Itu jawaban jujurku, untuk apa harus
berbohong.
Semenjak bibiku meninggal baru-baru ini, aku disibukan
untuk mengurus pemakamannya. Mengundang kerabat untuk datang ke acara kremasi,
tapi tidak terlalu sibuk dengan yang satu itu karena aku hanya mengenal
beberapa kerabat jauh, sedangkan kerabat lainnya sudah tidak bisa dihubungi
lagi. Yang lebih sibuk saat aku harus menghubungi pengacara untuk mengurus
surat wasiat pemindahan harta bibi atas namaku. Sebenarnya itu tidak bisa
disebut harta, hanya sebuah rumah tua dan beberapa hektar tanah. Kemudian aku harus
bertindak sebagai wali mengurus semua akta kematian serta mengurus perubahan
dokumen untuk surat kepemilikan uang. Belum lagi dengan ujian masuk perguruan
tinggi.
Tapi tidak masalah, aku harus mengistirahatkan
bibiku ke tempat terakhir dengan baik. Setelah pemakaman, aku lebih dulu harus
mengurus tentang rumah, membereskan perabotan dan menutupinya dengan kain putih,
kemudian mengemas semua barang-barangku untuk dibawa ke asrama kampus. Oh iya,
dikampusku ada aturan bahwa mahasiswa baru harus tinggal bersama-sama dengan
mahasiswa baru lainnya di asrama. Itu artinya aku akan meninggalkan rumah bibi
dan tinggal di asrama baru. Kehidupan yang tidak mengenakan tiba-tiba terlintas
dipikiranku saat mendengar kata asrama. Rasanya seperti mengulang kehidupanku
saat tinggal di asrama Panawadee. Dan hal lain yang paling merepotkan adalah anjing.
Bibiku punya anjing bernama Vaksin, umurnya 10 tahun. Jangan tanyakan tentang
namanya, aku juga tidak tau kenapa bibiku menamainya Vaksin.
Aku harus lebih dulu menitipkan Vaksin ini, dan
satu-satunya orang yang terlintas dikepalaku adalah...
“Aku ingin menitipkan anjing ini, tolong dijaga ya”
ucapku cepat. Sekarang aku berada diruang prakteknya Dokter No.
“Bermulut anjing?” tanya Dokter No bingung. Dasar
Dokter No edan. Aku bilang ‘Pak Mah’ menitipkan anjing, bukan ‘Pak Mah’ yang
artinya bermulut anjing. (Red : di Thai, Pak Mah artinya mulut
yang suka ngomong kasar, bisa juga disebut bermulut anjing)
Bagi yang sudah lupa, Dokter No adalah dokter baik
sekaligus aneh berusia 25 tahun. Kalian ingat, dia yang merawat bibiku dirumah
sakit setahun terakhir.
“Huh, maksudku menitipkan anjing. Rumah Dokter kan
besar, kurasa Vaksin akan suka tinggal disana” jawabku. Aku pernah sekali pergi
kerumah Dokter No. Rumahnya besar seperti milik saudagar-saudagar China. Sangat
modern dan terletak ditengah-tengah kota. Dengan banyak pohon disekitar
rumahnya, kurasa Dokter No orang yang tepat untuk tempat penitipan si Vaksin
yang sudah tua ini.
“Semester 1 dan 2 aku diwajibkan tinggal di asrama
daerah Salaya. Kami tidak diperbolehkan membawa anjing peliharaan, dok. Setelah
aku keluar dari asrama dan menyewa kost sendiri, aku akan mengambil Vaksin
kembali. Tolonglah, hanya setahun”
“Oh baiklah! Tidak masalah sama sekali Khun Mon”
dokter No tersenyum penuh semangat setelah mengerti maksud perkataanku. “Aku
senang hati akan menjaga Vaksin. Tidak perlu sungkan Khun Mon. Aku senang
sekarang kau jadi Juniorku, secara tidak langsung hehe” ucapnya tersenyum
lebar.
Dokter No adalah alumni dari kampus tempatku
kuliah nanti. 2 tahun lalu dia lulus sebagai dokter Patologi. Aku bingung dari
segi mana dia bisa menganggapku Juniornya. Dan satu lagi, dia selalu saja
memanggilku Khun Mon.. Khun Mon (Nona Mon). Jika dia menganggapku Junior,
harusnya dia memanggilku Nong (adik). Panggilan Khun membuatku merinding. Maksudnya,
apa dia akan menjadikanku istri sampai-samapi memanggilku Khun begitu? Tapi kuakui,
untuk saat ini hanya Dokter No orang dekat yang kukenal setelah bibi meninggal.
Sahabatku Ant sudah meninggal 2 tahun yang lalu, dan ‘seseorang’ bernama Runpee
yang kukenal juga sudah menghilang. Tidak ada lagi selain si aneh Dokter No.
“Ah! Aku hampir lupa” ucap Dokter No membuyarkan
lamunanku. Dia berkata seperti punya sesuatu, kemudian berjalan ke arah laci meja
dan mengambil sebuah kotak dengan pita merah muda.
“Apa ini?” tanyaku bingung saat Dokter No
memberikan kotak itu padaku.
“Itu hadiah karena baru saja diterima jadi
mahasiswa Kedokteran. Ayo buka, Khun Mon” desaknya dengan nada senang,
seakan-akan dia saja yang baru menerima hadiah.
Aku merobek pembungkus kotak itu dan meraih
isinya. Sebuah smartphone keluaran terbaru.
“Aku ingat handphone lama Khun Mon sudah rusak. Jadi
aku membelikan yang baru. Kau pasti suka”
Kuperhatikan lagi handphone itu. Terlihat bagus
dan.. emm sedikit lucu. Mo No (Mo = Dokter) itu bahkan memberikan bonus hadiah
gantungan Pokemon.
“Aku memilih sendiri model gantungannya. Lucu, kan?
Khun Mon dan Pokemon. sangat mirip!” Ucap Mo No sambil tertawa-tawa tidak jelas.
Sudah kubilang, kan, bahwa dia sedikit aneh.
Mo No memang selalu begitu. Beberapa tahun lalu dia
memberiku hadiah DoraDemon, dan mengaitkan namaku dengan Doraemon. Kali ini lagi-lagi
dia ingin mengaitkan namaku dengan Pokemon. Huh! Mo No ini selalu saja main-main
dengan namaku!
“Oii.. tidak perlu. Kenapa memberi ini untukku?”
tanyaku padanya.
“Handphone itu perlu, Khun Mon. Kalau kau bosan,
kau bisa chatting LINE denganku, atau bermain tangkap Pokemon disitu hehe” senyum
Mo No masih terpampang di wajah ovalnya.
Aku menunduk. Jujur, sebenarnya aku memang sangat
ingin ponsel dengan sinyal 4G. Tidak seperti ponsel lamaku yang butut. Tapi harga
ponsel seperti itu sangat mahal. Aku sudah berjanji akan menggunakan uang
pensiunan bibi dengan bijak.
Segala sesuatu di dunia ini didorong oleh
internet. Tanpa ada sinyal atau internet, semua orang didunia pasti kesepian.
Dengan inovasi baru yaitu sinyal 4G, semuanya jadi serba cepat. Proses untuk menggapai
impian dan cita-cita juga jadi serba cepat. Ah kata-kataku.. Jujur saja aku
sebenarnya tidak ingin menjadi dokter, tapi aku ingin punya banyak uang. Jadi
artinya.. aku masuk sekolah dokteran karena ingin kaya.
“Terimakasih banyak, Mo No” ucapku tulus. Kulihat
Mo No membalas ucapanku dengan senyum senang. Huft.. aku tau dokter aneh ini
sudah lama menyukaiku. Tapi aku tidak berani mengatakan bahwa aku hanya
menganggapnya sebagai abang. Mo No sudah kuanggap seperti kakakku semenjak dia
telaten memperhatian bibiku yang koma 2 tahun terakhir. Kuperhatikan sekali
lagi ponsel pemberiannya. Mo No.. aku hanya takut kamu akan sakit hati.
-------------------------#####----------------------------####--------------------
Sore itu, setelah membersihkan rumah dan menutupi
perabotan dengan kain putih, aku menyadel sepedaku menuju Mall. Aku harus
membeli beberapa keperluan untuk tinggal di asrama nanti, juga keperluan untuk
si Vaksin. Makanan anjing, tempat makan anjing, tempat minum anjing.. emm apa
lagi ya? Kalung anjing.. mungkin. Pokoknya, malam ini Vaksin harus diantar ke
rumah barunya. Rumah siapa lagi kalau bukan rumah Mo No.
Tapi sepertinya Vaksin sedih harus punya tempat
baru lagi. Dulu selama bibiku koma dirumah sakit, Vaksin dititipkan pada
kerabat bibiku. Beberapa hari lalu aku melihat Vaksin senang kembali ke rumah
bibi, dan sekarang aku merasa bersalah karena harus menitipkannya pada orang
lain lagi. Mau bagaimana lagi Vaksin? Aku harus tinggal diasrama dan tidak bisa
membawamu. Aku janji, deh, aku akan sering-sering menjengukmu.
Aku tidak perlu mengelurakan suara jika ingin
bicara dengan Vaksin. Seperti yang kalian tau, aku dan Vaksin bisa berbicara
menggunakan bahasa batin dan melalui indra penciuman. Indra penciumanku memang
setajam indra penciuman Vaksin.
Hari ini Mall cukup ramai. Mungkin sedang ada
acara. Ah! Ternyata memang benar. Tedengar suara MC bergema-gema melalui
mikrofon, sementara dipanggung beberapa anak-anak menyanyi-nyanyi dan sebagiannya
lagi menari. Dibawah panggung, para orangtua bersorak-sorak dan mengabadikan
momen anak-anaknya menggunakan kamera. Para orangtua itu berteriak-teriak
seakan-akan anaknya adalah selebriti.
-------------------------------#####---------------------------####------------------------
“Wow! Tidak perlu membeli sebanyak ini, Khun Mon”
mata Mo No hampir lepas dari kelopaknya saat melihatku berdiri di depan rumah
dengan sekarung besar makanan anjing. Mungkin dia menganggap aku ingin buka ternak
anjing.
“Dirumah masih banyak
sisa makanan anjing. Milik Gao Gao yang mati tahun lalu”
“Gao Gao? Itu nama
anjing atau nama panda?” tanyaku sambil membantu Mo No menaikan perlengkapan
Vaksin ke dalam bagasi mobilnya.
“Itu anjing dari
Beijing, jadi aku menamainya seperti orang China”
“Dulu aku punya anjing
Bull Dog namanya Snoopy” lanjut Mo No lagi. “Snoopy tidak suka melakukan apapun,
dia hanya duduk sambil mengaruk-garuk badan sampai dia mati”. Setelah bicara
seperti itu, Mo No tertawa-tawa sendiri. Oh Tuhan.. dia pasti sudah kerasukan.
Atau saat masih kecil orangtuanya lupa mendoakannya di Kuil.
“Ahh.. lucu” sahutku
lesu.
“Ni (hei).. Khun Mon, aku
benar-benar suka Vaksin dititipkan padaku. Sudah lama rumahku sepi dari
gonggongan anjing” kata Mo No sambil menutup pintu bagasi mobilnya.
“Tapi Khun Mon harus
janji akan sering-sering menjenguk Vaksin, jadi dia tidak kesepian. Dan aku juga
tidak bisa hidup kalau tidak melihat wajah Khun Mon”. Mo No berdiri menggeliat
dengan senyum malu. Huh.. Mo No Mo No.
“Aku akan menjenguk
Vaksin setiap hari jum’at” sahutku datar.
“Serius? Kalau begitu
sekalian mampir untuk makan dirumahku. Mamaku jago masak, dia pasti senang
ngeliat Khun Mo datang”
Aku mengabaikan saja
ucapan Mo No itu. Saat ini aku sedang menatap Vaksin dan membujuknya untuk naik
ke mobil Mo No. Kulihat Vaksin berlari-lari sebentar disekitar rumah bibi,
kemudian menatap mataku dengan sedih. Vaksin, meskipun Mo No sedikit aneh, aku
yakin dia akan menjagamu dengan baik.
Melihat Vaksin sedih,
akhirnya aku memutuskan ikut mengantarkannya ke rumah Mo No. Rumah Mo No tidak
jauh dari Universitas, jadi mungkin aku bisa lebih sering menjenguknya. Syukur
ada orang baik seprti Mo No. Tapi dia bertingkah aneh lagi saat aku bilang
ingin ikut mengantar Vaksin. Ckckck...
“Waw, baguslah Khun
Mon, jadi aku punya teman bicara sepanjang jalan” ucapnya bersemangat. Kulihat
pipinya sedikit memerah. Oh, Mo No.. aku tidak ingin bicara apapun saat ini.
Yah.. sepertinya aku harus mulai membiasakan diri
dengan kelakuan-kelakuan Mo No.
BERSAMBUNG....
>> Di Part berikutnya, Mon akan pergi ke galerry tua dan berusaha
membujuk pemilik untuk menjual foto orangtuanya dan juga foto Runpee (Senior). Kemudian
saat acara penyambutan mahasiswa baru, Mon merasa ada yang aneh dengan Mr.
SunSai. Apakah Mon bisa mendapatkan foto itu? Dan siapakah sebenarnya Mr.SunSai?
(Source : https://writer.dek-d.com/SPB_YA/story/viewlongc.php?id=1528312&chapter=2)
(Source : https://writer.dek-d.com/SPB_YA/story/viewlongc.php?id=1528312&chapter=2)
10 komentar
Sumpah br tau gue ada sambungannya....td isenk aj cri Senior 2 eh tau nya dapat novel ini...lanjutin lg min pnasaran sma part 2nya...disini tokoh runpe msih ada tau udh mnghilng?
ReplyIya, ini kelanjutan filmSENIOR tapi dalam bentuk novel. Kalau Runpee masih ada atau nggak mimin belum tau,karena masih sebagian sekali novel berbahasa thailandnya yang dipublis. Jika author di Dek-dek udah update novelnya, baru mimin lanjutkan ya.. Thanks udah berkunjung :)
Replyfilm pecah banget
ReplyMin lanjutin dong part 2 nya, ane udah nyari ke sana kemari, baru indonesia aja yg update novel nya, versi bhs inggris nya blon kluar min
Replynovelnya bisa beli di toko buku mana yah ?
ReplyPart 2 nya ada min? Kalau mau belli novelnya ada? Dimana?
Replyayo kak dilanjutin novel part selanjutnya dong kak.. penasaran banget 😍
ReplyPART 2 NYA DONG
ReplyKak lanjutin donk, please.... Penasaran banget, senior pee nya muncul lgi ngak🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Replylanjut part 2 dong min
ReplyPosting Komentar